Jumat, 03 Juni 2016

Maafkan Aku Mak, Lebaran Kali ini Aku Tidak Pulang

Kehidupan membentangkan jalan panjang, untuk ditempuh masing masing manusia. Setiap orang memiliki badai dan onak duri sendiri, tak ada pilihan lain kecuali menjalani. Setiap proses sejatinya menjanjikan kekokohan "kuda-kuda" mental, selama manusia pintar mengais hikmah dari setiap kejadian. Bukankah semesta tak bakal "mengecilkan", siapapun makhluk cipataan-NYA. Sekecil kejadian apapun sungguh tak ada yang sia-sia, semua skenario Maha Pencipta demi kebaikan manusia.

Sumber Gambar : Fiksiana.kompasiana.com

Anak pantai adalah julukanku. Umurku adalah 22 tahun. Aku tinggal di tepi pantai Sasak Ranah Pesisir, Kab. Pasaman Barat. Aku terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Amak "Panggilan Ibu untuk orang minang" hanya tukang masak di sebuah rumah makan di tepi pantai sasak. Ayahku bekerja sebagai seorang buruh di salah satu PT. Swasta. 

Aku anak ketiga dari empat bersaudara. Walaupun keluargaku sangat sederhana, tapi aku masih bisa merasakan kuliah. Berkat bantuan beasiswa, aku berhasil menamatkan kuliah di salah satu perguruan tinggi terkenal di Padang. Alhamdulillah, saat wisuda aku berhasil membanggakan kedua orang tuaku, dan membuat mereka tampil kedepan karena aku berhasil meraih penghargaan sebagai mahasiswa terbaik di jurusan dan mahasiswa lulusan cumlaude. Amak pernah berpesan kalau aku harus menjadi anak yang bisa membangkit batang yang terendam. Hal tersebut yang saya pegang sampai saat ini, motivasi untuk membahagiakan orang tua dan membanggakan hati kedua orang tua.

Lima bulan yang lalu aku berpindah tanah perantauan, dari Kota Minang nan elok budi pekertinya beralih ke Kota Megapolitan. Mobilitas Jakarta jauh lebih padat dari bayangan, bahkan tantangannya tak kalah mengairahkan. Keseharian selalu bergelut kemacetan lalu lintas, belum lagi polusi yang tidak baik untuk kesehatan.

Alhamdulillah, hari ini sekarang aku sudah bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta. Tak ada sanak dan keluarga disana. Sudah 5 bulan menjadi anak kost-an. Suka dan duka sudah pernah aku alami selama menyandang status tersebut (anak kost). Tapi aku bahagia, setiap aku mengalami suatu masalah, ada teman-teman yang selalu memberiku semangat dan pertolongan.
Suatu pagi saat ku hendak menuju kamar sebelah kost-ku,temanku berkata :
"Ndo ?"
“Ada apa Def?” tanyaku pada Defri.
“Tidak ada apa-apa  Ndo. Eh, ngomong-ngomong kamu lebaran kali ini pulang kan! Kalau misalnya pulang, seperti biasa nanti kita pulang sama-sama ya Ndo.” kata Defri.
“Gak bisa kayaknya Def, aku masih 5 bulan disini def. terlalu cepat rasanya aku pulang. Lagian kalo lebaran ini aku pulang, keuangan pun kurang cukup dan lebaran ini saya dapat jatah piket kantor. Tapi aku rindu sekali dengan keluarga di kampung. 
“Yang sabar ya Ndo. 
“Ya Def. Aku mau mandi dulu nih, setengah jam lagi aku mau ke kerja. Mandi dulu ya” kataku sambil bergegas menutup pintu.

Hari demi hari berlalu, bulan Ramadhan akan segera berakhir dan lebaran Idul Fitri akan segera tiba. Kata mudik hanyalah angan-angan dibenakku. Hatiku dipenuhi kebimbangan, langkahku dipenuhi keraguan, apa untungnya pulang selain merasa diri dipecundangi. 

Allaahu akbar... allaahu akbar ...allahu akbar.. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar . Allaahu akbar... allaahu akbar.. allaahu akbar.. walillaahil- hamd. Fajar kemenangan telah terbit, bedug takbir berbunyi dan takbir dikumandangkan dengan suara yang indah di seluruh penjuru negeri. Lebaran tahun ini sangat berbeda bagiku, aku tidak bisa berkumpul dengan keluargaku. Yang bisa aku lakukan, hanya bisa berkomunikasi lewat handphone dan mengucapkan mohon maaf lahir dan bathin kepada keluargaku dengan penuh sedih dan rindu khususnya Ayah dan Ibuku. 

Love my mom n dad.... 
Load disqus comments

0 komentar