Salah satu cara menikmati indahnya hidup
adalah dengan melakukan hobi apa yang kita miliki. Banyak hal yang dapat kita lakukan di dunia
ini. Setiap manusia pasti memiliki hobi yang berbeda-beda.
Fotografi, fotografi kini tak hanya dijalankan para pekerja atau professional di bidangnya saja, tetapi juga sudah menjadi hobi bagi beberapa kalangan masyarakat seperti saya (karyawan swasta) misalnya. Harga kamera yang sangat terjangkau dan mudahnya pengoperasian kamera jaman sekarang, menjadi magnet yang sangat besar untuk menjadikannya sebagai “mainan baru” dikalangan masyarakat.
Saya
sendiri menyukai
dunia Fotografi pada saat saya masih kuliah, saat itu saya memiliki
kamera dengan merk Nikon, Saya sering jalan-jalan mengelilingi Sumatera
Barat dengan membawa kamera tersebut. Sambil motret, saya merasa bisa lebih menikmati suatu tempat. Karena
dengan memotret, saya bisa lebih rileks dan konsen dalam menjelajahi
suatu tempat dan tidak ada perasaan terburu-buru. Selain itu saya bisa
mendapatkan foto dan cerita baru yang sangat bagus untuk di-share ke media sosial. Jeprat -jepret, atur kamera ,fokus dan shot, itulah gaya saya kalau sudah
pakai kamera.
Bukan Cuma tentang memotret, Ya, seorang fotografer juga dituntut untuk
bisa editing foto. Saya akrab bertemu dengan aplikasi yang bernama
Photoshop. Photoshop disini bagai ‘belahan jiwa’ bagi seorang fotografer.
Gimana gak mau jadi belahan jiwa, saat ada foto yang buram (blur) atau
foto yang dirasa kurang 'catchy', kamu pasti akan menggunakan aplikasi ini untuk mempercantiknya.
Fotografi sendiri
merupakan bagian dari hobi saya sekarang, jadi setiap traveling dan ada
acara apa, tinggal di edit photoshop terus foto upload ke facebook dan tulis deh caption-nya.
Apa saja alasan yang
membuat fotografi begitu disukai ?
Menurut saya, memotret itu punya seni tersendiri. Ya, bukan hanya sekedar asal motret.
Kamu harus pas mengambil gambar dari angle (sudut) yang berbeda. Karena
setiap hasil karya foto adalah seni, maka yang harus kamu utamakan
adalah kualitas dari foto tersebut. Moment yang hanya sekali gak bisa terulang. Nah, disinilah teknik
keahlian memotret kamu bakal di uji. Suatu moment gak bakal bisa
direkayasa. Kecerdikan kamu untuk mengambil foto dari angle yang berbeda
akan dituntut lebih luas. Akan sangat sempurna jika karya fotografer
bisa menginspirasi, menggugah emosi siapa saja yang melihat fotonya.
Saat bisa menciptakan karya seperti ini, kamu mencapai puncak
kebahagiaan sebagai pencipta karya.
Selain daripada itu fotografi dapat dijadikan sebagai gaya
hidup. Apalagi sekarang dunia maya
menawarkan banyak fasilitas untuk mengunggah hasil jepretan ke jejaring sosial
ataupun photo sharing. Ini menjadikan fotografi sebagai media unjuk gigi antar
penghobinya di dunia maya.
The Fishermans
Nikon Lens Cap & Istano Pagaruyuang
Begitulah fotografi.
Ada yang menjadikannya sekedar hobi dan gaya hidup. Ada pula kemungkinan
digunakan untuk meraih prestasi dengan hadiah uang ataupun kebanggaan. Semua
pilihan ada ditangan kita sendiri. Bahkan fotografi juga bisa dijadikan sumber
pendapatan. Bekerja sebagai fotografer profesional ataupun sambilan sama
enaknya. Yang pasti fotografi menawarkan keasyikan tersendiri yang tiada mungkin
tergantikan. Terpenting adalah kita mau belajar. Sebab dalam fotografi layaknya
menjalani kehidupan. Tiada kata gagal. Ketika anda
berhenti mencoba, disanalah kata gagal muncul. “Yang membuat fotografi jadi
hambar dan garing adalah ketika fotografi cuma melulu dijadikan alat untuk
prestasi, prestasi dan prestasi. Apalagi jika semangat itu tidak diiringi
dengan semangat berbagi.
0 komentar